Kamis, 09 Februari 2017

MENGUNGKAP RAHASIA SISTEM BILANGAN ANGKA

          Dalam kehidupan sehari-hari kita  sering mendengar istilah sistem,  dalam ulasan kali ini kita akan membahas bagaimana lahirnya sebuah sistem mulai dari tiada menjadi ada dan keadaan tersebut di jelaskan menggunakan simbol  angka  dan simbol angka tersebut di jadikan patokan utama untuk menciptakan sebuah sistem baru  mulai dari sistem bilangan binner (0 dan 1) sampai sistem bilangan desimal (1 sampai 9).
         Setelah sistem tersebut tercipta,  dan sistem tersebut kita manfaatkan sebagai bahan untuk membuat sistem yang lebih baru  mulai dari bagaimana membuat sistem dalam sebuah perusahaan sampai bagaimana merangkai komponen sebuah komputer.
 Syarat-syarat berhitung adalah
1. Harus ada objek yang dihitung
2. Objek yang dihitung harus mempunyai kuantitas misalnya batu, buah,. objek yang tidak berkuantitas misalnya air, angin, apidan sebagainya.
Kita sering mendengar istilah cukup hanya satu saja.
dalam hubungan jual beli kita membutuhkan jumlah, untuk mengurutkan sesuatu kita juga membutuhkan jumlah yaitu simbol-simbol angka semu di atas simbol angka 1 yang kita tidak tahu asal muasalnya. Di dunia ini jika kita memikirkan bagaimana tuhan menciptakan alam semesta beserta isinya hanya berjumlah 1 jenis saja. Misalnya beberapa ekor binatang hanya mempunyai 1 jenis saja misalnya seekor kambing, seekor sapi dan seterusnya kemanapun kita pergi dan melihat bagaimana jenis-jenis tersebut tidak pernah berubah. Misalnya seekor sapi di indonesia tetap  seekor sapi di inggris. Dan seekor yang tak pernah berubah itulah yang disebut dengan kuantitas. Manusia di dunia ini saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya maka di adakanlah tukar menukar barang antara jenis yang satu dengan jenis yang lainnya di mana jenis yang satu dengan yang lainnya itulah di satukan atau diimbangi dengan jumlah, misalnya seekor sapi di tukar dengan dua ekor. Dan sesuatu yang disatukan atau diimbangi dengan jumlah itulah di sebut dengan kualitas. Misalnya kualitas 2 orang prajurit sama dengan kualitas 1 orang panglima.
 Jika kita berpikir lagi bagaimana sebuah barang pindah kepemilikan dari tangan yang satu ke tangan yang lain hanya dengan menggunakan 1 buah benda berupa sebuah alat tukar berupa sekeping emas, dinar atau dirham maka 1 buah alat tersebut mewakili beberapa jumlah barang untuk di tukar dengan barang lain.

a.  Hubungan sistem kali, bagi, tambah, kurang, (× ÷ + -)
     Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah berkawan akrab dengan  istilah "sekali, dua kali, dan beberapa kali. Jika kita memikirkan bagaimana seorang petani memetik sebuah apel lalu memasukkannya ke dalam sebuah keranjang A, lalu memindahkan sebuah apel tersebut dari keranjang A ke dalam keranjang B, mungkin anggapan awal kita adalah seorang petani tersebut sedang melakukan proses mengkali, membagi, menambah, dan mengurangi. Dan jika ilustrasi di atas kita jelaskan dengan bilangan angka maka:
1×1=1 (petani memetik sebuah apel yaitu sekali petik)
1÷1=1 (Petani memasukkan sebuah apel ke dalam keranjang A)
1-1=0 (petani memindahkan sebuah apel dari keranjang A ke dalam keranjang B)
0+1=1 (Petani menambah sebuah apel dari keranjang ke dalam keranjang B).
     Jika kita berkesimpulan bahwa yang mengawali proses terisinya keranjang A di atas mulai dari tiada menjadi ada adalah proses memetik yaitu "sekali petik" maka beranikah kita berkesimpulan jika yang mengawali sistem bilangan adalah sistem perkalian?.
Apa makna dari " Saya membagi 1 roti ke teman saya?."
Apa makna dari "Saya mengurangi 1 roti saya untuk dikasih ke teman saya".
Jika kita memikirkan tujuan dari kedua ungkapan di atas maka mungkin kita berkesimpulan bahwa keduanya mempunyai makna dan tujuan yang sama yaitu sama-sama memberi. Akan tetapi jika kedua ungkapan di atas didefinisikan dengan bilangan angka maka keduanya memiliki tujuan yang sama dan memiliki makna yang berbeda. Ungkapan yang pertama menghasilkan ada, dan ungkapan yang kedua menghasilkan tiada.
Contoh:
1÷1=1 (membagi 1 roti)
1-1=0 (mengurangi 1 roti untuk dibagi)
Yang pertama menghasilkan 1 (ada)
Yang kedua menghasilkan 0 (tiada)

Jika kita berpikir kembali bagaimana seseorang bisa menghitung beberapa buah objek yang diambil jika yang mengawali sistem perhitungan adalah sistem perkalian?. Dan tidak merasa berdosakah ia jika ia mengambil sebuah objek hanya "sekali" dan berikutnya mengambil sebuah objek lagi dan mengatakan jika objek yang diambil hanya satu saja?, padahal ia mengambilnya beberapa kali yaitu pertama mengambil satu dan berikutnya mengambil satu lagi sementara sistem penjumlahan dan pengurangan masih belum ada sebelumnya?.
Bagaimana kita membuktikan jika sistem pencetak pertama bilangan adalah sistem perkalian?.
Jika kita pikirkan lagi dari mana asalnya angka dua dan angka tiga dan angka-angka berikutnya jika yang mengawali sistem bilangan adalah sistem "perkalian" yang hanya mengenal istilah pertama yaitu sekali atau "satu kali" sementara masih belum ada penjumlahan dan pengurangan?.

b. Membuat pabrik angka
"Segala sesuatu bisa di jelaskan dengan matematika". Descartes.
Kita sudah mengetahui jika sistem pertama pada bilangan adalah sistem perkalian. Dan bagaimana sistem yang pertama tersebut menciptakan sistem-sistem baru setelahnya yaitu mulai dari sistem pembagian [÷], pengurangan[-] dan penjumlahan[+].
       Jika anda sudah memahami dan bisa membedakan dari beberapa ungkapan yang ada pada pembahasan sebelumnya yaitu seseorang membagi 1 roti ke temannya dan seseorang mengurangi 1 roti untuk di kasih kepada temannya di mana tujuan yang sama mempunyai makna yang berbeda yaitu jika dijelaskan menggunakan angka maka ungkapan pertama menghasilkan ada dan ungkapan kedua menghasilkan tiada.
Bagaimana jika dari keterangan di atas kita akan mencoba membuat pabrik angka. Dan bagaimana mengetahui persamaan pabrik tersebut dengan pabrik yang sebenarnya dimana pabrik yang sebenarnya harus mempunyai bahan dan bahan tersebut akan diolah menjadi bahan yang lebih baru. Dan bagaimana dengan pabrik angka yang kita akan coba buat, dan jenis bahan apa saja yang berlaku pada pabrik tersebut.

       Dalam teori mengubah suatu objek ke objek yang lebih baru maka kita membutuhkan bahan dan bagan (alat cetak) dimana alat cetak tersebut akan menghasilkan bentuk (produk).
Jika kita kembali lagi pada pembahasan sebelumnya yaitu bagaimana seorang petani memetik sebuah apel dari pohonnya dan memasukkan buah apel tersebut ke dalam sebuah keranjang A selanjutnya memindahkan buah apel tersebut ke keranjang B setelah keranjang B terisi lalu buah apel tersebut dimasukkan ke dalam bagan untuk diolah menjadi segelas juzz yaitu juzz buah apel.
Dan bagaimana proses tersebut kita ubah menjadi sebuah pabrik angka.
Sistem pertama yang kita gunakan adalah sistem perkalian (×).
Dan buatlah bentuk pabrik anda seperti bagan (alat cetak) di bawah ini.
(×)[]
(÷)[]
(-)[]
(+)[]
Keterangan:
(×)=bahan mentah
(÷)=pengolahan pertama
(-)=pengolahan kedua
(+)=pengolahan ketiga atau terakhir
Membuat bilangan berbahan 0
Jadi, 0=bahan mentah.
Pertama masukkan bahan 0 ke bagan (×) berikutnya pindah bahan 0 ke bagan (÷), selanjutnya ke bagan (-) dan yang terakhir ke bagan (+)
Sehingga bagan terisi seperti di bawah ini:
(×)[0]
(÷)[0[]]--saat bahan 0 pindah ke bagan di bawahnya maka tambahkan bagan kosong yaitu "[]" di samping bahan 0 yang ada pada bagan (÷).
(-)[0[]]--tambahkan bagan kosong saat bahan 0 pindah ke bagan berikutnya
(+)[0]--saat bagan terakhir yaitu bagan (+) terisi maka bahan 0 akan diolah menjadi 1 yaitu produk baru berupa satu buah nol yang berbentuk simbol (1).
Jadi, (+)[0]=1
(×)[0]
(÷)[0[]]
(-)[0[]]
(+)[0]=1 (produk baru)
Selanjutnya masukkan kembali produk baru tersebut ke bagan (×) untuk pengolahan berikutnya yaitu (×)[01], jadi sekarang produk tersebut berubah menjadi bahan yaitu bahan 1. Setelah bagan (×) terisi maka tambahkan simbol "+" di depan produk baru yaitu 1 sehingga menjadi (+)[0]=+1. Selanjutnya pindah bahan 1 ke bagan kosong berikutnya yaitu bagan (÷)[0÷[]] menjadi (÷)[0÷[1]], selanjutnya pindah bahan 1 lagi ke bagan kosong berikutnya yaitu bagan (-)[0[]] sehingga menjadi (-)[0-[1]] dan menghasilkan produk baru yaitu sebuah 0. Pada saat bagan kosong yang ada di dalam bagan (-) terisi maka tambahkan 1 bagan kosong "()" lagi ke dalam bagan (÷) untuk mencetak bahan sebelumnya yaitu bahan 0 yaitu (÷)[0÷[1]] menjadi (÷)[(0)÷[1]] sehingga menghasilkan produk baru lagi yaitu (0), dimana (0)÷[1]=(0) jadi sekarang bahan 1 berubah menjadi produk baru yaitu sebuah (0). Selanjutnya masukkan bahan 1 ke bagan berikutnya yaitu bagan (+) yaitu (+)[0] sehingga menjadi (+)[0] =[0]+1 setelah bagan (+) terisi dengan bahan 1 maka bahan tersebut diolah menjadi produk yang lebih baru yaitu produk [0]+1 dan setelah itu tambahkan sebuah bagan kosong lagi pada bagan (-)[0-[1]] di atas untuk mencetak bahan sebelumnya sehingga menjadi (-)[[0]-[1]]=sebuah [0]. Jadi sekarang anda telah mencetak produk yang lebih baru dari sebelumnya yaitu berupa produk [0]+1.
Selanjutnya tugas anda untuk megubah produk baru tersebut menjadi bahan berikutnya untuk di cetak menjadi sebuah produk baru berupa angka 2 dan seterusnya.
(×)[01]
(÷)[(0)÷[1]]=sebuah alat cetak (0)
(-)[[0]-[1]]= sebuah alat cetak [0]
(+)[0]=[0]+1 

Dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah kita tidak pernah lupa pada teman akrab kita yaitu bilangan angka yang telah banyak membantu kita memecahkan masalah-masalah yang rumit. Ia ada disaat kita melakukan transaksi jual beli sampai merangkai sebuah teknologi sehingga kita bisa menyeberangi lautan sampai bisa naik ke bulan. Akan tetapi dari manakah teman akrab kita itu berasal?.
Kali ini kita akan mencoba berkenalan lebih dalam lagi bagaimana teman kita itu ada dan dari manakah ia berasal.
Jika sistem-sistem tersebut diumpamakan sebuah pabrik maka yang dapat kita ketahui adalah:
1.Sistem perkalian adalah bahan
2.Pembagian adalah sebuah alat untuk memasukkan bahan ke pencetak atau pabrik
3.Penjumlahan adalah sebuah alat cetak bahan atau sebuah pabrik
4.Pengurangan adalah tempat mengubah produk dari pabrik menjadi bahan kembali

Proses pabrik mencetak sebuah angka: 
[×]0+1=1+1=2
[÷]0÷0=1÷0=0
[+]0+1=1+0=1
[-]0-1=0-1=0
Dari proses di atas, bagaimana pabrik bekerja sehingga dapat membentuk angka 2.
c. Bagaimana sistem pada bilangan bekerja
Jika anda sudah memahami bagaimana pabrik angka buatan anda di atas bekerja dan menghasilkan bentuk atau produk-produk baru berupa simbol-simbol angka baru yang saling merangkai antara satu dengan yang lainnya, maka sekarang saatnya kita ke tahap berikutnya yaitu bagaimana simbol-simbol tersebut membuat sebuah sistem dan bagaimana sistem tersebut bekerja.
Jika sistem pada sistem perkalian kita ibaratkan sebuah sistem komputer maka  bagaimana cara menjalankan sistem tersebut?.
Jika berbentuk hardware bilangan maka:
1= chip bilangan
Secara umum simbol angka ini berfungsi sebagai pengatur lalu
lintas aliran angka pada bilangan.
3= Memori bilangan
Simbol angka ini berfungsi sebagai tempat transit angka sementara untuk operasi-
operasi yang tengah dijalankan 5 (processor bilangan). Memori bersifat volatile,
artinya simbol ini tidak meyimpan angka secara permanen, hanya
untuk operasi yang dibutuhkan saja.
4= Hard-disk bilangan
Simbol angka ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan angka utama dalam
sebuah sistem bilangan. Sistem dan bahan-bahan disimpan pada simbol angka ini.
5 = processor bilangan atau otak dari bilangan.
 Fungsi dari simbol angka ini adalah memproses dan mengolah semua kalkulasi
dan perintah-perintah yang membuat bilangan dapat dioperasikan.
Jika berbentuk software bilangan maka:
 1= file bilangan
2= memori bilangan
3= memori bilangan
4= hard drive bilangan
5= master file 
6= dokumen / file bilangan
7= memori bilangan
8= hard drive
9= file bilangan
Jalannya sebuah sistem pengolah angka :
file bilangan (perkalian 1):
123456789
Memori bilangan(perkalian 2):
246802468
Memori bilangan(perkalian 3):
369258147
Hard disk bilangan (perkalian 4):
482604826
Processor bilangan (perkalian 5):
5050505050
Data bilangan (perkalian 6):
Kebalikan dari hardisk
Memori (perkalian 7):
Kebalikan dari memori (3)
Hardisk (perkalian 8):
Kebalikan dari hard disk 4
Chip bilangan (perkalian 9)
Kebalikan dari chip(1)
atau:
123456789
246802468
369258147
482604826
505050505
628406284
741852963
864208642
987654321
Cara sistem mengolah angka:
Jika ingin menyimpan dokumen (6) ke hardisk (4) maka lihat file angka pada perkalian 1 yaitu file angka [1×6] lalu pindah file ke memori (2) sehingga file angka diolah menjadi file [2×3]. Setelah file 1×6 diolah menjadi 2×3 selanjutnya pindah fiĺe ke memori (3) untuk selanjutnya diolah menjadi file [3×2] selanjutnya pindah file [3×2] ke processor bilangan yaitu (5), dengan cara menjumlahkan processor [1×5] dengan file [3×2] yaitu [3×2]+[1×5] dan kuantitas file harus berjumlah 1 digit angka dan sistem processor angka berikutnya yaitu (2×5) akan mendfinisikan file yang anda olah sebelumnya dengan cara file [3×2]+[1×5]=[6]+[5]=[11] akan diubah menjadi 1 digit angka dengan menggunakan sistem pengurangan (-) dengan cara file [11]-[2×5]=11-[10]=1
Ilustrasi di atas:
menyimpan angka 6 ke angka 4
perkalian 1:
12345[6]7890 -- file angka 6
perkalian 2:
24(2x3)8024680 -- file 6 diolah menjadi file 2x3
perkalian 3:
3[3x2]92581470 -- file 2x3 diolah menjadi file 3x2= file 6
selanjutnya ke master file 5 untuk pengolahan file 6 selanjutnya dengan menjumlahkan file 6 dengan master file 1x5 yaitu:
perkalian 5:
(1x5+6)050505050 -- file 6 diolah menjadi file 11
lalu olah file 11 ke master file berikutnya yaitu master 2x5 dengan cara pengurangan yaitu:
5[11-2x5]50505050 -- file 11 diolah menjadi 11-2x5=11-10=1, sekarang file 11 berubah menjadi
file 1. Setelah dokumen 6 berubah menjadi file 1 maka simpan file 1 tersebut ke hardrive 4 yaitu perkalian 4 dengan cara :
Sekarang anda bebas menyimpan file 1 anda pada folder angka [hardrive 4] yang anda inginkan  yaitu folder 1x4, 2x4, 3x4, dan seterusnya.
Jika ingin menyimpan pada folder angka 1x4 maka file 1 anda diolah menjadi file 1x4=4 dan menghasilkan dokumen 4 yaitu berbentuk simbol angka 4 yang berisi 1 file yaitu 1x6. Jika ingin menyimpan ke folder angka 2x4 maka file 1 anda diolah menjadi dokumen 2x4=8 yaitu menghasilkan dokumen 1x8 dan menghasilkan produk simbol angka 8 yaitu simbol 8 berisi 6 yaitu 6x1. Jika anda ingin lanjut menyimpan file 1 anda ke folder 1x4 maka anda mempunyai lemari folder 4 yang berisi 1 file yaitu file 1x6 = 6.
perkalian 4 (hardrive 4) :
{4}826048260-- folder 1x4 berisi file 1 yaitu 1x6= 6.
Setelah anda menyimpan file 1 anda di hard drive 1x4 maka hard drive akan lanjut mengolah file 1 anda menjadi sebuah dokumen berharga ke file dokumen yaitu perkalian 6. Dan file dokumen tersebut akan memeriksa memori bilangan 2 dan memori bilangan 3 yang pernah anda lewati dan ternyata memori anda masing-masing berisi 2x3 dan 3x2 dan masing-masing isi memori tersebut menghasilkan 1x6=6 maka file dokumen 6 akan mengubah file anda tergantung  jumlah dokumen yang anda inginkan yaitu dari dokumen 1x6 sampai 9x6. Jika anda menginginkan dokumen 1x6 maka file dokumen akan mengolah folder 1x4 anda yang berisi file 1 menjadi dokumen 1x6 dan menghasilkan dokumen 6 yang berisi folder 4 .
Perkalian 6 (file dokumen angka 6):
6284062840
Sekarag file anda sudah berubah bentuk menjadi satu buah dokumen dan tersimpan aman pada folder 1x4 yaitu folder 4. Jika suatu saat anda ingin membuka file anda maka yang harus anda ingat adalah kolom - kolom yang pernah anda lewati sebelumnya. Ibarat seseorang yang lupa di mana menaruh kunci motornya yang  ia lupa bukan kuncinya tetapi yang ia lupa adalah kolom-kolom atau tempat-tempat yang pernah ia lewati sebelum ia menaruh kunci tersebut.
Jika anda ibarat orang kehilangan kunci di atas maka anda sudah kehilangan jejak-jejak berharga dalam menemukan file dokumen yang anda simpan sebelumnya. Maka hal pertama yang anda lakukan adalah melihat jejak-jejak tersebut pada memori angka yaitu (3)




         Bilangan angka diibaratkan sebuah kerajaan. Lahirnya angka 1 dapat diilustrasikan sebagai seorang pangeran yang ditugaskan untuk mengadakan hubungan kerja sama dengan negara lain. Dan inti dari kekuatan sebuah kerajaan atau negara adalah urutan sejarahnya, begitu juga dengan bilangan angka yang paling penting adalah urutan. Setelah sang pangeran telah menyelesaikan tugasnya dalam melakukan hubungan kerja sama, maka hal yang kedua yang harus dilakukan adalah  membangun tembok pertahanan yaitu sebuah benteng. Setelah benteng selesai dibangun hal berikutnya yang harus dilakukan adalah membangun system perekonomian, yaitu hubungan jual beli atau sistem jual beli.
Mengetahui sistem bilangan berdasarkan sudut pandang;

1. sudut pandang sejarah (teori sejarah).
Jika di suatu daerah pernah diduduki oleh sebuah kerajaan dan kerajaan tersebut runtuh akibat kalah dalam peperangan maka kerajaan tersebut pasti meninggalkan sebuah peninggalan berharga berupa catatan sejarah berbentuk tulisan, monumen, stupa, tugu, patung dan simbol-simbol berharga lainnya, Dan catatan-catatan tersebut pasti mempunyai urutan-urutan dan tugas para ahli sejarah menyusun urutan tersebut.
2. Sudut pandang penomena Alam (teori awan)
Jika di suatu daerah dilanda kekeringan, maka daerah tersebut rindu akan datangnya Musim hujan. Setelah musim hujan datang kita bisa melihat dan menyaksikan bagaimana awan  pergi ke laut untuk mengambil air dan berubah menjadi mendung, dan tugas yang terakhir adalah melepaskan atau menyirami daerah yang dilanda kekeringan tersebut. Yang terpenting dari sistem hisap lepas ini adalah urutannya dimana urutan berikutnya tidak lepas dari urutan sebelumnya.  Ibarat sebuah mata air dari gunung mengalir ke laut melalui sungai setelah sampai di laut  air tersebut berubah menjadi asin lalu air tersebut kembali lagi ke gunung melalui awan dan berubah  menjadi tawar lagi berbentuk air hujan.
3. Sudut pandang menejmen (registrasi)
Ingatkah anda sejak anda masuk TK Sampai masuk ke perguruan tinggi anda tidak pernah lepas dari kata registrasi sekolah atau kampus. Mungkin anda masih bingung sampai saat ini dengan proses jalannya registrasi tersebut. Bagaimana prosesnya sampai kita diwajibkan mennyerahkan beberapa surat atau formulir di loket 1, dan proses selanjutnya kita disuruh ke loket 2 dan seterusnya sampai proses registrasi tersebut selesai.  Jika anda pernah bermain catur Dan  anda mampu mengalahkan lawan main anda berarti anda sudah melewati proses-proses registrasi yang rumit tersebut. Dan yang harus anda ingat adalah catatan sejarah atau urutan sejarah Dari kolom-kolom permainan yang pernah anda lewati sebelumnya sampai anda bisa menumbangkan lawan main anda. Begitulah sedikit gambaran tentang system  bilangan angka, bagaimana 1 bisa menjadi 2 Dan 2 menjadi 3 Tanpa melihat proses penjumlahan .
4. Sudut pandang untung rugi (teori perbandingan)
Pernahkah anda menonton film-film perang di television seperti Black Hawk Down, Jhon Ramboo dan film-film yg sejenisnya. Bagaimana para perwira ditempatkan di daerah musuh di bawah perlindungan menteri pertahanan mereka. Dan jika para perwira tersebut tertawan atau ditawan oleh negara musuh solusi apa yang harus dilakukan oleh sang menteri?.
Analoginya adalah:
jika negara A menawan 5 prajurit pangkat kopral negara B dan negara B mempunyai tawanan 1 prajurit pangkat jendral negara A. Maka di dlm teori perbandingan  negara B kalah dalam jumlah, Dan negara A kalah dalam kekuatan. Jika digambarkan dalam bentuk angka maka perbadinganya 1:5 di mana 1 mempunyai kekuatan 6 Dan yang 5 mempunyai kekuatan 1. Jadi menurut anda angka berapakah yang lebih besar nilainya.?.
Dan perjanjiannya adalah jika negara A nembebaskan 1 pasukan negara B maka masih belum memenuhi syarat pembebasan pasukan negara A. Begitu juga di dalam sistem bilangan angka, yang 2 bukan berarti lebih bernilai dari yang 1.
5. Sudut pandang perubahan zaman (teori perubahan)
Setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun bahkan abad, kita tidak lepas dari perubahan. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak asing lagi dengan istilah perubahan zaman, dari yang lama ke hal yang baru, dari yang kuno sampai ke yang modern. Akan tetapi mungkin kita masih kurang mengerti apa penyebab dari perubahan tersebut. Jika kita melihat teori perkembangan pasar di suatu daerah maka siapa yang mampu menguasai pasar maka dialah yang memegang kendali zaman dengan memasukkan produk-produk baru melalui iklan baik dunia maya maupun dunia nyata. Dengan masuknya produk-produk baru tersebut maka timbullah yang namanya dunia persaingan antara produk yang lama dengan yang baru, maka di sini muncul istilah ketinggalan zaman. persaingan antara mode lama dengan mode yang baru inilah yang menimbulkan perubahan zaman. Begitu juga dengan bilangan angka tidak lepas dari teori perubahan, dari angka 0 berubah ke angka 1, dari angka 1 ke angka 2 , dari fenomena ini apakah yang mengubah angka-angka tersebut?. Untuk menjawab pertanyaan di atas kita harus menguasai teori permainan simbol, yang akan kita bahas nanti.
Sekarang kita coba masuk dalam pembahasan system angka.
Pertanyaan pertama di dlm benak saya atau mungkin  anda yg belum terpecahkan sampai saat ini adalah mengapa di setiap daerah, suku, negara atau agama dan bahasa yang berbeda mempunyai persefsi yang sama tentang angka?.. Yang hanya mampu memecahkan cangkang telur pertanyaan ini adalah bahasa angka itu sendiri. Di dalam banyak persoalan kita sering melupakan urutan dari setiap kejadian atau melewati yang seharusnya belum saatnya untuk dilewati, seperti kata Descartes " setiap kejadian atau fenomena bisa dijelaskan oleh matematika". Di dunia ini kita hanya mengenal istilah mengawali dan  mengakhiri, jadi di dunia ini hanya ada kata awal dan akhir, selain  istilah tersebut tidak ada lagi istilah lain yang dapat melampauinya. Jadi di dalam mengurutkan segala sesuatu tidak ada lagi istilah selain istilah awal  dan akhir . Setelah anda sudah mengetahui istilah awal dan akhir, maka tahap selanjutnya adalah anda harus berjanji pada diri sendiri jika di dalam angka cuma ada istilah awal dan akhir, 0 Dan 1 di dalam prinsip bilangan binner.
Intinya berada pada sistem urutannya.
Perhatikan gambar simbol di bawah ini.


Hakikat dari kedua gambar tersebut adalah sama meski mempunyai simbol yang berbeda, yaitu ada & tiada (suku maya), laki-laki dan perempuan (mesir
kuno).
Sebelum kita masuk ke pembahasan permainan simbol atau bahasa simbol kita harus mengetahui perbedaan simbol angka sebagai nomor urut dengan simbol angka sebagai isi.
Simbol angka sebagai nomor urut yaitu:
ke 1, ke 2, ke 3 dst,.
Simbol angka sebagai isi yaitu:
1 karung berisi 2 ekor kucing
1 keranjang berisi 10 buah apel. Dst,.
Setelah kita sudah bisa membedakan penempatan simbol angka tersebut baik berdasarkan nomor urut dan penempatan simbol angka berdasarkan isinya maka anda sudah lulus ke tahap selanjutnya yaitu teori permainan simbol.
6.TEORI PERMAINAN SIMBOL (BAHASA SIMBOL)
Dahulu kala saat manusia masih belum mengenal angka mereka bekerja dalam mengurutkan segala sesuatu menggunakan benda-benda disekitarnya, misalnya batu, biji, tulang, buah dan benda-benda berkuantitas lainnya. Seperti seorang pemilik kebun apel, disaat musim panen tiba ia memanen apel tersebut, setelah satu pohon habis dipanen lalu       ia menaruh sebuah batu warna putih sebagai  tanda jika pohon apel tersebut sudah dipanen.
Dilain tempat si pemilik kebun apel memiliki  kebun jeruk yang siap untuk dipanen, setelah  selesai memanen satu pohon lalu ia menaruh sebuah batu berwarna hitam  sebagai tanda jika pohon tersebut sudah dipanen.
Setelah itu si pemilik kebun mencari seorang pekerja untuk di pekerjakan di kebun apel, setelah si pemilik kebun mendapatkan pekerja dan menyepakati  satu pohon apel dengan upah 4 buah apel. Disaat si pekerja telah menyelesaikan pekerjaannya ternyata ia  hanya  bisa menyelesaikan 5 pohon. Dan pada saat si pekerja mau  mengambil upah, si pemilik kebun memberikan  satu pilihan diantara dua  pilihan, yaitu
1. Mengambil 20 buah apel atau
 2. Mengambil 5' simbol batu
yang berwarna putih.
Ternyata si pekerja memilih 5 buah batu untuk dibawa pulang.
Keesokan harinya si pekerja kembali lagi  ke si pemilik kebun untuk menukarkan satu buah batu dengan delapan buah jeruk. Jadi dari cerita di atas kita mendapat kesimpulan bahwa 1 simbol batu berisi 4  buah apel dan senilai dengan 8 buah jeruk.
Beberapa minggu kemudian musim jerukpun tiba, si pemilik kebun memanggil kembali si pekerja untuk dipekerjakan di kebun jeruk., dengan kesepakatan satu pohon mendapatkan   upah delapan buah jeruk.  setelah si pekerja menyelesaikan pekerjaannya si pemilik kebun memberikan satu pilihan diantara dua pilihan yaitu
1. Delapan buah jeruk
2. Satu simbol batu yang berwarna hitam
Ternyata si pekerja memilih pilihan yang
Kedua yaitu satu simbol batu yang berwarna hitam untuk dibawa pulang.  
Keesokan harinya si pekerja datang lagi untuk menukarkan satu simbol batu hitam dengan 16 buah apel. Jadi di sini saya bebas menamakannya dengan nama uang batu.
Dari keterangan di atas satu simbol batu hitam menyimpan delapan buah jeruk atau senilai dengan enam belas buah apel. Di sini saya sarankan agar anda lebih cepat mengerti dalam mempelajari bahasa simbol ini alangkah lebih baiknya anda jangan memperhatikan simbolnya tapi urutannya atau jejak apa yang di tinggalkan dari proses tukar menukar seperti keterangan di atas.
Sebelum kita lanjut ke tahap berikutnya, hal yang harus anda kuasai adalah bahasa simbol itu sendiri. Bagaimana cara agar dapat lebih mudah mengetahuinya?. Mari kita simak uraian berikut ini!.
Bahasa simbol dalam sistem bilangan atau saya namakan simbol angka yang harus diperhatikan adalah urutan atau catatan sejarahnya, mulai dari tahap awal sampai tahap selanjutnya.
Mari kita membuat simbol sendiri.
   Dalam membuat sistem, mulai dari sistem angka, sistem perkantoran sampai sistem administrasi negara yang harus kita perhatikan adalah apa yang mengikat sistem tersebut, salah satu faktor utama yang mengikat sistem tersebut adalah tahap atau proses yang membentuknya. Di mana tahap pertama akan membentuk tahap kedua, dan tahap yang kedua tersebut tidak lepas dari tahap yang pertama. Ibarat selembar uang kertas, jika lembar uang itu sobek maka tidak akan bernilai apa-apa. Seperti membangun sebuah fuzzle jika dasarnya roboh maka semuanya akan roboh. Jika anda sudah memahami keterangan maka anda sudah mempunyai pegangan untuk membuat simbol yang anda suka.
7. Teori membuat simbol

Perhatikan gambar di atas, gambar pertama senjata berbentuk sempoa dan gambar berikutnya sempoa berbentuk senjata.
4 buah biji sempoa yang berwarna putih adalah uang
3 biji sempoa yang berwarna coklat-coklat putih adalah warung kopi
2 buah yang berwarna putih-putih adalah gelas
3 buah yang berwarna hitam adalah kopinya

Pertama yang anda perhatikan dalam pembutan simbol perhitungan adalah urutan atau catatan sejarahnya.
simbol angka internasional adalah:
0123456789
Jika anda berprofesi sebagai seorang petani, mungkin anda bisa menggunakan sistem urutan menggunakan simbol batu, tanah, air, ladang, bibit, tanam, tumbuh, buah, dan yang terakhir adalah panen. Jika anda masih sebagai seorang pelajar mungkin anda bisa menggunakan sistem urutan menggunakan simbol perlengkapan belajar anda,  seperti mulai dari pensil, buku, penggaris, balpoin, sempoa, jam, dst,. asalkan sistem tersebut saling mengikat antara yang satu dengan yang lainnya.
Simbol-simbol angka tersebut saling mengikat antara yang satu dengan yang lainnya. Apakah anda masih ingat dengan janji anda di atas, anda harus percaya jika istilah di dunia ini hanya ada awal dan akhir, di dalam istilah bilangan binner "hanya ada angka 0 dan 1".
Kuantitas adalah jumlah dan kualitas adalah bagus, kuat, indah, dan seterusnya.
Dan yang perlu anda ingat sebagai patokan  adalah jumlah simbol pada setiap angka desimal (1 sampai 9) adalah satu berapapun jumlah isinya.
         Di sini kita akan mencoba membuat simbol angka dengan menggunakan stik es krim.
Mungkin di sekolah setelah keluar main anda sering membeli es krim, jika sering maka stik es krim tersebut anda bawa pulang dan kumpulkan secukupnya untuk dijadikan sebagai alat hitung sederhana karya sendiri.
Setelah stik es krim sudah anda kumpulkan secukupnya atau minimal 10 buah stik maka sekarang anda sudah memnuhi syarat membuat permainan simbol hasil karya sendiri.
Caranya sebagai berikut:
         Pada simbol pertama posisikan stik es krim anda tegak lurus membentuk simbol huruf I.
Pada simbol yang kedua tambahkan satu stik lagi dengan menempatkannya di bawah simbol huruf I dengan posisi mendatar sehingga membentuk huruf L. Simbol berikutnya tambahkan satu stik lagi pada simbol huruf L  dalam posisi tegak lurus sehingga membentuk simbol huruf U, dan yang terakhir tambahkan satu stik lagi pada simbol huruf U dengan posisi mendatar sehingga membentuk simbol kotak (persegi).
       Pada tahap selanjutnya setelah simbol yang terakhir atau simbol kotak anda sudah jadi, sekarang anda tinggal mengisi simbol kotak tersebut dengan simbol-simbol yang anda bentuk sebelumnya yaitu dengan cara sebagai berikut:
masukkan simbol pertama yaitu simbol huruf I ke dalam simbol kotak, selanjutnya tambahkan satu buah stik lagi pada simbol I di dalam kotak sehingga membentuk huruf L, selanjutnya tambahkan satu buah stik lagi pada simbol huruf L di dalam kotak sehingga membentuk  simbol huruf  U dan seterusnya, dan yang terakhir tambahkan satu stik lagi pada simbol huruf U di dalam kotak sehingga membentuk simbol kotak lagi. jadi anda sudah membuat simbol angka terakhir yaitu simbol kotak di dalam simbol kotak.
      Sekarang tugas anda adalah menamakan simbol-simbol tersebut berdasarkan urutannya yaitu dengan cara sebagai berikut:
I dengan nama I
L dengan nama L
U dengan nama U
Kotak  dengan nama KO
Kotak berisi I dengan nama KOI
Kotak berisi L dengan nama KOL
Kotak berisi U dengan nama KOU
Kotak berisi kotak dinamakan KOKO
Tahap awal dalam pengurutan simbol adalah mengeluarkan isi dari simbol-simbol tersebut terlebih dahulu. misalkan isi dari simbol buatan anda seperti di bawah ini:
I = I
L = I+I 
U = I+I+I
KO = I+I+I+I
KOI = I+I+I+I+I
KOL = I+I+I+I+I+I
KOU = I+I+I+I+I+I+I
KOKO = I+I+I+I+I+I+I+I
KOKOI = I+I+I+I+I+I+I+I+I dst.
Setelah anda menjabarkan atau mengeluarkan isi dari simbol-simbol di atas sekarang anda bagaikan ahli sejarah yang ditugaskan untuk mencatat jejak apa  yang pernah ada pada simbol-simbol di atas dengan memberikan tanda kurung pada hasil penemuan anda seperti di bawah ini:
I = (I)
L = (I)+I
U = [(I)+I]+I = [L]+I (anda menemukan isi dari simbol (I) &[L])
KO = ([(I)+I]+I)+I = ([L]+I)+I = (U)+I (anda menemukan isi dari simbol (I), [L] & (U)) dst.,
KOI = [([(I)+I]+I)+I]+I = [([L]+I)+I]+I = [(U)+I]+I = [KO]+I -- (isi simbol (I), [L]. (U) & [KO])
KOL = ([([(I)+I]+I)+I]+I)+I = ([([L]+I)+I]+I)+I = ([(U)+I]+I)+I = ([KO]+I)+I = (KOI)+I
KOU = [([([(I)+I]+I)+I]+I)+I]+I = [([([L]+I)+I]+I)+I]+I = [([(U)+I]+I)+I]+I = [([KO]+I)+I]+I = [(KOI)+I]+I = [KOL]+I
KOKO = ([([([(I)+I]+I)+I]+I)+I]+I)+I = ([([([L]+I)+I]+I)+I]+I)+I = ([([(U)+I]+I)+I]+I)+I = ([([KO]+I)+I]+I)+I = ([(KOI)+I]+I)+I = ([KOL]+I)+I = (KOU)+I
 Setelah anda menemukan isi dari simbol-simbol tersebut, tugas anda berikutnya adalah menghapal urutan penjumlahannya dengan menggunakan stik koleksi anda yaitu
I L U KO KOI KOL KOU KOKO = jumlah stik 36
I + L + U =KOL (simbol internasional = 6) urutan penjumlahannya yaitu  I U KO KOL (1 3 4 6)
ket.
Jika simbol buatan anda sebagai sistem pengurutan, misalnya 1 sampai 8 maka jumlah stik yang anda gunakan adalah 36
Jika sebagai sebagai isi misalnya 1 sampai 8 atau I sampai KOKO maka jumlah stik yang anda gunakan adalah  8.
jadi jumlah stik sebagai isi dan sebagai sistem pengurutan adalah 8 : 36  atau 1 : 4.
III (Jika dalam sistem pengurutan kita menyebutnya I, L & U. Dan jika sebagai isi setelah dijumlahkan maka kita menyebutnya U).
Dan jika penyebutan dalam sistem pengurutan tersebut kita jumlahkan maka kita menyebutnya KOL.
Jadi sekarang anda tidak perlu lagi menggunakan angka untuk mengurutkan segala sesuatu anda cukup menggunakan simbol buatan anda yaitu urutan ke 1 anda ubah menjadi urutan ke I, urutan ke 2 anda ubah menjadi urutan ke L dan seterusnya.
Perhatikan gambar di bawah:


        Berikutnya setelah kita mengetahui fungsi simbol sebagai urutan dan fungsi simbol sebagai isi maka tahap selanjutnya adalah membuat sistem menggunakan simbol buatan kita sendiri.
Seperti uraian yang telah lalu sistem bilangan adalah ibarat sebuah sistem kerajaan di mana di dalam sistem kerajaan tersebut yang harus di utamakan oleh seorang raja adalah apa yang mengikat sistem tersebut, yaitu sistem keamanan dan setelah sistem keamanan atau benteng pertahan tersebut sudah  kuat maka hal berikutnya yang harus dibangun adalah sesuatu yang menjalankan sistem tersebut yaitu sistem ekonomi atau sistem perdagangan atau sering di sebut dengan sistem jual beli, untung rugi, bertambah berkurang, naik turun, dan yang terakhir adalah nilai atau harga dari sebuah sistem tersebut yaitu catatan sejarahnya (sistem urutan).

1. SISTEM BILANGAN BINNER (ada dan tidak ada)
     Pernahkah anda mendengar istilah ada dan tiada, dimana sesuatu yang ada menjadi tiada dan yang tiada berubah menjadi ada kembali?. mungkin sebagian anda berpikir hal tersebut mustahil dilakukan, akan tetapi di dalam sistem bilangan binner hal tersebut benar-benar ada atau berlaku. Seperti yang anda baca pada uraian sebelumnya bagaimana  air mengalir dari gunung ke laut, dan awan datang ke laut menghisap air  tersebut dan mengembalikan air itu lagi ke gunung.
Jika anda menamakan simbol-angka buatan anda tersebut sebagai sempoa air hujan maka hal yang pertama anda lakukan adalah membagi simbol-simbol tersebut berdasarkan urutan nama dan jumlahnya. misalnya simbol I anda namakan air, simbol L anda namakan gunung, simbol U anda namakan muara sungai, simbol KO anda namakan awan, simbol KOI anda namakan mendung dan yang terakhir simbol KOL anda namakan laut.
Urutannya sbb:
I = AIR
L = GUNUNG
U = MUARA
KO = AWAN
KOI = MENDUNG
KOL = LAUT
Bagaimana proses air (I) berpindah ke urutan gunung (L), dan dari urutan gunung (L) berpindah ke urutan muara (U) dan dari muara (U) ke urutan awan (KO), dari awan (KO) ke urutan mendung (KOI) dan yang terakhir adalah dari mendung (KOI) ke urutan laut (KOL).
Perubahan urutannya sebagai berikut:
I
L
U
KO
KOI
KOL
Menjadi:
L
I
U
KO
KOI
KOL
Menjadi:
L
U
I
KO
KOI
KOL
Menjadi:
L
U
KO
I
KOI
KOL
Menjadi:
L
U
KO
KOI
I
KOL
Dan yang terakhir menjadi:
 L
U
KO
KOI
KOL
I
Dari keterangan di atas yang harus anda perhatikan adalah bagaimana air (I) berpindah dari urutan pertama ke urutan berikutnya sampai air (I) tersebut sampai ke urutan terakhir yaitu laut (KOL).
Jika menggunakan stik maka rumus I (air) ke KOL (laut) adalah sebagai berikut:
Susun stik seperti urutan di bawah ini:
[I]--air
L
U
KO
KOI
KOL
Setelah tersusun seperti di atas maka:
 Kurangi stik L sebanyak I buah lalu tambahkan simbol I dengan I buah (L - I = I) lalu hasil urutan ke I ditambah dengan hasil pengurangan L (I + I = L)
sehingga susunannya berubah menjadi :
L
[I]
U
KO
KOI
KOL
Setelah itu urutan ke U dikurangi L buah stik (U - L = I),  dan I pada urutan ke L ditambah L buah stik (I + L=U)
Sehingga susunannya berubah menjadi:
L
U
[I]
KO
KOI
KOL
Rumus berikutnya urutan KO dikurangi U buah stik (KO - U = I) lalu I pada urutan ke U ditambah U buah stik (I + U = KO)
Sehingga susunannya berubah menjadi:
L
U
KO
[I]
KOI
KOL
Rumus berikutnya (KOI - KO = I) & (I + KO = KOI)
Sehingga menjadi:
L
U
KO
KOI
[I]
KOL
Yang terakhir (KOL - KOI = I) & (I +KOI = KOL)
Sehingga berubah menjadi:
L
U
KO
KOI
KOL
[I]
Sekarang [I] (air) sudah sampai ke urutan KOL (laut), dan selanjutnya bagaimana proses awan  (KO)   menuju ke laut (KOL) yang ada pada urutan KOI untuk mengambil air dan berubah menjadi mendung dan melepasnya kembali ke gunung.
Prosesnya yaitu sebagai berikut:
pindah awan (KO) ke urutan KOI yaitu KOL (laut) dengan rumus sebagai barikut:
KOI - I = KO, Lalu tambahkan KO dengan I (KO + I =KOI)
Sehingga urutannya menjadi:
L
U
KOI
[KO]
KOL
[I]
Selanjutnya pindah awan (KO) ke KOL yang ada pada urutan KOI dengan  rumus sebagai berikut:
KOL - L = KO, lalu tambahkan KO dengan L (KO + L = KOL)
Sehingga susunannya berubah menjadi :
L
U
KOI
KOL
[KO]
[I]
Setelah urutan awan berubah menjadi mendung  (KOI) maka bagaimana proses mendung menyirami L atau gunung.
Yang pertama prinsipnya adalah jika Gunung L berkurang maka proses berkurang tersebut disebabkan karena [I] pada urutan laut (KOL) bertambah atau dengan kata lain [I] meminjam I buah ke L. Dan jika L berkurang I buah maka tugas KOI untuk menutupi kekurangan tersebut dengan mengurangi I buah KOI dan menambahkan kekurangan L [L-I=I]  menjadi I+I=L sehingga I berubah menjadi L kembali  dan KOI berubah menjadi KO lagi, dengan kata lain jika gunung kering [L-I=I] maka tugas mendung menyirami gunung tersebut sehingga mendung berubah menjadi awan lagi dan gunung yang kering berubah menjadi gunung yang sejuk kembali.
[L-I=I]--[I] pada urutan KOL meminjam I buah pada L urutan I
U
KOI
KOL
[KO]
[[I]+I=L]--[I] beertambah menjadi L
 maka tugas anda selanjutnya adalah
melihat urutan sejarahnya:
Sejarah perjalanan air menuju ke laut:
L-I=I
I+I=L
U-L=I
I+L=U
KO-U=I
I+U=KO
KOI-KO=I
I+KO=KOI
KOL-KOI=I
I+KOI=KOL
Sejarah perjalanan awan menuju ke laut:
KOI-I=KO
KO+I=KOI
KOL-L=KO
KO+L=KOL

Sistem bilangan binner dalam kehidupan sehari-hari.
      Selama ini kita tidak pernah memikirkan bagaimana sebuah pohon tumbuh mulai dari sejak kecil sampai pohon itu tumbuh menjadi besar. pohon tersebut tumbuh menjadi besar setelah melewati proses-proses yang rumit, dan yang tidak pernah terpikirkan adalah dalam proses pertumbuhannya pohon tersebut meninggalkan bekas-bekas ranting yang pernah tumbuh di sana lalu kering dan hilang entah kemana. Seperti pohon bambu, sejak tumbuh mulai dari kecil sampai ia tumbuh menjadi besar, ia tidak lupa meninggalkan jejak berupa cabang-cabang yang pernah ada di sana. Jika cabang yang satu hilang dan meninggalkan bekas, lalu ia membuat cabang baru lagi di deretan belakang cabang sebelumnya begitu seterusnya sampai ia membuat cabang baru lagi sampai pohon tersebut Mati.
       Dari proses pertumbuhan tersebut yang dapat kita ketahui adalah bagaimana proses tidak ada menjadi ada dan yang tiada menjadi ada lagi. proses tidak ada menjadi ada lalu tiada lagi inilah dinamakan bilangan binner. Perhatikan  gambar di bawah ini:

Gambar di atas menunjukkan bahwa jika pohon bambu meninggalkan cabang-cabang yang berlainan arah.
Di rumahnya si Heri mempunyai 26 kolam Ikan, dan kolam-kolam tersebut disusun sedemikian rupa berdasarkan urutannya:
ia menyusun kolam-kolam tersebut Seperti di bawah ini:
[*]
[*][*]
[*][*][*]
[*][*]()()()()
[*][*][*]()()()
[*][*][*][*]()()
[*][*][*][*][*]()
[*][*][*][*][*][*]
ket.
[] = kolam
() = kolam cadangan
* = air
Jika kolam yang pertama kering maka si heri megambil air ke kolam kedua lalu mengisinya kembali ke kolam pertama dengan memberinya tanda seperti di bawah ini:

kolam pertama kering (sebelum mengambilkannya air ke kolam kedua):
[x]
[*][*]

[*][*][*]
[*][*]()()()()
[*][*][*]()()()
[*][*][*][*]()()
[*][*][*][*][*]()
[*][*][*][*][*][*]
 

kolam pertama terisi setelah mengambilkannya air dari kolam kedua, dan kolam kedua kering setelah mengisi kolam pertama. 
[*]
[*][x]

[*][*][*]
[*][*]()()()()
[*][*][*]()()()
[*][*][*][*]()()
[*][*][*][*][*]()
[*][*][*][*][*][*]

 Jika air pada kolam kedua kosong sebab mengisi kolam yang pertama, maka si Hery mengambil air pada kolam yang ada pada urutan ke delapan lalu mengisi air tersebut pada kolam cadangan yang ada pada kolam urutan ke tujuh:
Kolam cadangan yang ada pada kolam ke tujuh sudah terisi:
[*]
[*][x]()
[*][*][*]
[*][*]()()()()
[*][*][*]()()()
[*][*][*][*]()()
[*][*][*][*][*](*)
[*][*][*][*][*][x]
setelah kolam cadangan no 7 terisi dan kolam urutan ke 8 kosong maka si Hery mengisi kolam cadangan yang ada pada kolam yang kedua dari air yang ada pada kolam ketiga Seperti di bawah ini:
[*]
[*][x](*)
[*][*][x]

[*][*]()()()()
[*][*][*]()()()
[*][*][*][*]()()
[*][*][*][*][*](*)
[*][*][*][*][*][x]
  

Setelah kolam cadangan yang ada pada kolam kedua terisi dan kolam ketiga kosong maka si Heri memindahkan air yang ada pada kolam ke tujuh yaitu satu kolam [] dan yang satu lagi kolam () ke kolam yang ada pada urutan nomor enam dengan memberinya tanda pada masing-masing kolam seperti di bawah ini:
[*]
[*][x](*)
[*][*][x]
[*][*]()()()()
[*][*][*]()()()
[*][*][*][*](*)(*)
[*][*][*][*][*x](*x)--kolam yang sudah ditaruh tanda
[*][*][*][*][*][x]
Jika semuanya sudah selesai seperti susunan di atas maka transaksi jual beli air sudah bisa anda lakukan. Dengan alat pembayaran yang ada pada kolam [] & kolam () pada urutan kolam yang ke tujuh. 

prosesnya yaitu:
Jika kolam pertama kering lagi, maka si Heri mengambilkannya air dari kolam cadangan yang ada pada kolam kedua atau () lalu mengisinya ke kolam kedua yang masih kosong atau [] yaitu :
[x]
[*][*](x)
[*][*][x]
[*][*]()()()()
[*][*][*]()()()
[*][*][*][*](*)(*)
[*][*][*][*][*x](*x)--kolam yang sudah ditaruh tanda
[*][*][*][*][*][x]

Selanjutnya setelah kolam yang kedua terisi dan kolam cadangan kosong kembali maka tugas si Heri berikutnya adalah mengisi kolam yang pertama dengan mengambilkannya air dari kolam kedua yaitu kolam [], setelah kolam kedua kosong dan kolam pertama terisi seperti keterangan di bawah, maka selanjutnya si Heri membayar air tersebut ke kolam urutan ke tiga dengan menggunakan tanda yang di buat sebelumnya pada kolam cadangan urutan ke tujuh seperti di bawah ini:
[*]
[*][x](x)
[*][*][x]--(sebelum dibayar)
[*][*]()()()()
[*][*][*]()()()
[*][*][*][*](*)(*)
[*][*][*][*][*x](*x)--kolam yang sudah ditaruh tanda
[*][*][*][*][*][x]

 Setelah dibayar:
[*]
[*][x](x)
[*][*][x*x]--
(air kolam pertama sudah dibayar) 
[*][*]()()()()
[*][*][*]()()()
[*][*][*][*](*)(*)
[*][*][*][*][*x](*x)--kolam yang sudah ditaruh tanda sebagai alat pembayaran (*x)
[*][*][*][*][*][
x]
Setelah si Heri membayar ke kolam tiga maka tugas si Hery berikutnya adalah mengisi kolam  ke tiga dengan membeli air ke kolam urutan delapan dengan membayarnya menggunakan [x*x]  seperti di bawah ini:
sebelum membeli:
[*]
[*][x](x)
[*][*][
x*x]--(sebelum membeli air)
[*][*]()()()()
[*][*][*]()()()
[*][*][*][*](*)(*)
[*][*][*][*][*x](*x)--kolam yang sudah ditaruh tanda
[*][*][*][*][*][x

setelah membeli:
[*]
[*][x](x)
[*][*][
]--(sudah terisi)
[*][*]()()()()
[*][*][*]()()()
[*][*][*][*](
[*x]*)((*x)*)
[*][*][*][*][*x](*x)--kolam yang sudah ditaruh tanda
[*][*][*][*][*][x
]--(bukti pembayaran dari kolam ke tiga)

Setelah anda sedikit mengerti dengan keterangan di atas, maka kita mencoba lanjut ke pembahasan berikutnya.
Mengurutkan segala sesuatu berdasarkan nilai tukarnya
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah "yang pertama," "yang mengawali,".
Jika anda menukar sebuah barang dengan beberapa buah barang dengan teman anda maka yang menjadi dasar dari proses pertukaran tersebut adalah nilai tukarnya. Misalnya anda menukar L buah apel dengan KO buah jeruk maka di sini buah I apel senilai dengan L buah jeruk. Begitu juga dengan urutan dalam sebuah bilangan angka. Dan urutan bilangan angka yang kita gunakan di sini adalah bilangan angka buatan anda sendiri yaitu I L U KO KOI KOL KOU KOKO KOKOI dan KOKOL.
Misalnya:
Jeruk - Apel - Duren - Melon -  Nanas - Pisang - Nangka - Semangka. Jika yang mengawali adalah  Jeruk, maka yang menjadi patokan utamanya adalah jeruk. Contoh penyebutan jumlah dengan menggunakan angka internasional misalnya: satu buah jeruk, dua buah apel, tiga buah duren dst.,
Jika penyebutan jumlah berdasarkan sistem urutan buatan anda sendiri misalnya:
Jeruk buah jeruk = I buah jeruk = 1 buah jeruk (angka internasional)
Jeruk buah apel = I buah apel = 1 buah apel (angka internasional)
Apel buah jeruk = L buah jeruk = 2 buah jeruk (angka internasional)
Maka kesimpulan yang didapat dari keterangan di atas adalah:
Penyebutan jumlah dengan menggunakan bilangan buah
Jeruk berisi jeruk buah jeruk atau jeruk = jeruk
Apel berisi apel buah jeruk atau apel = jeruk + jeruk
Penyebutan jumlah dengan menggunakan bilangan I L U KO
I  berisi I buah I atau I=I
L berisi L buah I atau L=I+I
Penyebutan jumlah dengan menggunakan bilangan internasional
1 berisi 1 buah 1 atau 1 = 1
2 berisi 2 buah 1 atau 2 = 1 + 1 dan seterusnya.
Jika anda sudah memahami penjelasan di atas maka tugas berikutnya adalah menyusun urutan berdasarkan nilai tukarnya setelah anda melakukan survei di pasar, contohnya:
Jeruk
Apel
Duren
Melon
Nanas
Pisang
Nangka
Semangka
Tugas berikutnya adalah menjabarkan nilai tukar atau isi dari masing-masing angka buah tersebut yaitu dengan cara sebagai berikut:
Jeruk = jeruk
Apel = Jeruk + jeruk
Duren = Jeruk + jeruk + jeruk
Melon  = Jeruk + jeruk + jeruk + jeruk
Nanas = Jeruk + jeruk + jeruk + Jeruk + jeruk
Pisang = Jeruk + jeruk + jeruk + Jeruk + jeruk + jeruk
Nangka = Jeruk + jeruk + jeruk + Jeruk + jeruk + jeruk + jeruk
Semangka = Jeruk + jeruk + jeruk + Jeruk + jeruk + jeruk + Jeruk + jeruk
Selanjutnya setelah anda mengetahui isi atau nilai tukar dari angka-angka buah tersebut maka sekarang anda bagaikan seorang pakar ahli sejarah angka yang siap melakukan penilitian dengan memberikan tanda kurung pada hasil yang anda temukan yaitu jejak buah apa yang pernah ada pada urutan isi buah tersebut. dengan cara sebagai berikut:
Jeruk = [jeruk]
Apel = [Jeruk] + jeruk--
Duren =([Jeruk] + jeruk) + jeruk = (apel) + jeruk
Melon  = [([Jeruk] + jeruk) + jeruk] + jeruk = [(apel) + jeruk]+ jeruk = [duren]+jeruk
Nanas = ([([Jeruk] + jeruk) + jeruk] + Jeruk) + jeruk = ([(apel)+jeruk]+jeruk)+jeruk = ([melon]+jeruk)+jeruk =  (melon)+jeruk
Pisang = ([([([Jeruk] + jeruk) + jeruk] + Jeruk) + jeruk] + jeruk =([([(apel)+jeruk]+jeruk)+jeruk]+jeruk = ([nanas]+jeruk)+jeruk =  (melon)+jeruk
dan seterusnya.
Soal:
buku, pensil, penggaris, spidol, kamus, tas
Jika di dalam sebuah tas terdapat tas buah buku, dan buku tersebut senilai dengan pensil buah penggaris. Jika pensil berada pada urutan L dan penggaris pada urutan ke U maka urutan ke berapakah tas tersebut??.
a. ke I
b. ke KO
c. ke KOL
Jawablah pertanyaan di atas dengan tepat dan benar.
Selanjutnya dari keterangan di atas yang dapat diketahui adalah jika anda ingin melakukan barter atau tukar menukar maka ; apel buah jeruk bisa anda tukar dengan jeruk buah apel, atau dalam penyebutan angka nasional 2 buah jeruk bisa ditukar dengan 1 buah apel.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari:
Jika anda seorang tuan di sebuah perkebunan nanas, dan mempekerjakan seorang pekerja untuk memanen buah nanas anda dengan upah yaitu jeruk buah nanas diupah dengan harga jeruk buah jeruk. Dan jika si pekerja memanen nanas sebanyak apel buah jeruk maka ia akan mendapat upah dari anda senilai dengan harga jeruk buah apel, atau si pekerja dapat menukar hasil kerjanya dengan jeruk buah apel, atau dalam istilah nasional 2 buah jeruk bisa ditukar dengan 1 buah apel.
 Selanjutnya kita kembali ke teori penomena alam di atas, bagimana proses air dari gunung ke muara sungai dan dari muara ke laut.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari:
Si Hery menjadi ketua kelas di sekolahnya lalu menyuruh sekretaris kelas yaitu si Hany untuk membeli perlengkapan kelas dan si Hani menghubungi si Budi sebagai bendahara kelas untuk mengeluarkan biaya secukupnya untuk kebutuhan perlengkapan tersebut. Keesokan harinya setelah semuanya sudah tersedia mulai dari penghapus, kapur tulis, taplak meja, ember, tempat sampah dan pengkik, maka semua perlengkapan tersebut sekarang siap untuk di gunakan. Beberapa hari kemudian, si Andi anak kelas sebelah mengklaim atau mengakui jika taplak meja yang dimiliki oleh kelas si Hery adalah milik kelasnya. Setelah sekian lama saling mengklaim bapak wali kelas datang dan menyelesaikan perkara tersebut, ternyata kesimpulan akhirnya adalah jika perkara tersebut dimenangkan oleh si Andy. Dari kejadian tersebut si Hery telah kapok jika perlengkapan yang dibeli tidak di buatkan surat keterangan kepemilikan barang dari kepala sekolah.
Dari kisah di atas yang dapat kita ketahui adalah bagaimana membuat sebuah perusahaan dan membuat surat-surat perusahaan agar perusahaan tersebut tidak diklaim oleh orang lain.
Contoh yang lain adalah:
Si Hery mempunyai seorang adik bernama Anto, setiap pulang sekolah si Hery mandi dengan menimba sendiri beberapa ember air ke bak mandi. Setelah selesai menimba begitu banyak air si Hery masuk kamar sebentar untuk mengambil alat keperluan untuk mandi, begitu ia keluar ia menemukan jika bak mandinya telah kosong, ternyata yang menggunakannya adalah adiknya sendiri yaitu si Anto.  Setelah berdebat beberapa saat dan saling mengklaim jika air tersebut hasil dari kerja menimbanya masing-masing ternyata kesimpulannya adalah perkara tersebut dimenangkan oleh si Anto. Dari kejadian tersebut si Hery punya ide jika bak mandi yang belum terisi di buatkan surat kepemilikan atas persetujuan bapaknya, dan surat tersebut di tandatangani oleh bapaknya agar tidak lagi terjadi saling klaim mengklaim seperti kejadian di atas.
Kesepakatannya adalah jika bak mandi tersebut kosong maka surat berada pada orang yang mau mandi pada saat itu, dan menimba sendiri jika ingin menggunakannya untuk mandi. setelah selesai mandi dan baknya kosong lagi maka bak yang sudah kosong tersebut dibuatkan surat keterangan lagi atas persetujuan atau tandatangan si bapak sebagai tanda bukti bahwa di tempat tersebut pernah ada orang yang menggunakan. Jika surat keterangan tersebut sudah ada pada tangan si bapak sebagai seorang pemimpin rumah tangga dan di surat tersebut sudah tertera nama si pengguna pertama yaitu si Hery maka pada pengguna berikutnya harus memiliki surat keterangan kosong dulu dari si bapak, setelah menimba maka pihak kedua tidak di klaim lagi oleh pihak ketiga.
Dari kisah di atas yang dapat kita pelajari adalah setiap kejadian ada urutan sejarahnya dan sejarah tersebut harus di catat sebagai bahan modal buat masa yang akan datang.
Sekarang jika anda sudah sedikit mengerti bagaimana membuat surat-surat atau mengurus surat-surat tersebut dengan melihat urutan kejadiannya agar tidak di klaim orang lain di suatu hari.

BANK BUATAN SENDIRI
       Di atas telah anda lewati beberapa keterangan bagaimana proses air dari gunung ke urutan muara, dan dari urutan muara ke urutan awan, dari awan ke mendung, dan yang terakhir adalah laut, tentu dengan melihat sempoa air hujan anda sebagai patokan, maka selanjutnya adalah bagaimana anda membuat perusahaan sendiri berupa perusahaan simpan pinjam beserta surat-suratnya tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun.
Caranya seperti keterangan di bawah ini:
Sebelum kita melanjutkan ke proses pembuatannya, ada syarat-syarat yang wajib anda penuhi yaitu
1. Anda wajib menghapal urutan simbol bilangan I L U KO KOI KOU KOL 
2. Anda wajib mampu menjabarkan isi dari simbol tersebut seperti yang pernah anda pelajari di atas
3. Anda wajib mengetahui proses atau menghapal rumus bagaimana proses I ke KOL (air ke laut)
caranya adalah sebagai berikut:
Siapkan U [III] buah benda yang bisa di jadikan alat simpan. seperti kotak kardus, gelas, atau lemari dan sejenisnya.
Dan U [III] buah benda tersebut bisa anda jadikan U [III] buah kantor administrasi perusahaan.
Gunakan sempoa air hujan anda beserta rumusnya sebagai patokan penunjuk arah bagaimana proses registrasi dilakukan pada perusahaan tersebut.
contoh:
{loket I} {Loket L} {Loket U}
gunakan sempoa air hujan anda untuk mengetahui bagaimana proses registrasi pertama dilakukan.
yang pertama susun sempoa anda  seperti di bawah ini:
I
L
U
L
U
KO
KOI
KOL
KOU
Jika anda ingin menggunakan batu yang berwarna hitam dan putih maka urutannya seperti yang ada di bawah ini:

p

hp

php

hp

php --{loket U}

hphp --{loket L}

phphp --{loket I}

hphhhh
Selanjutnya bagaimana memulai proses registrasi ?
 Jika anda mempunyai uang berjumlah Rp.4000 dan ingin menabung di Bank buatan anda maka proses yang pertama adalah mengambil dan mengisi buku rekening tabungan anda ke loket {I}setelah itu ubah urutan sempoa air hujan anda berdasarkan jumlah yang ingin anda tabung menjadi:
Jika jumlah uang yang ingin anda tabung sebesar Rp.4000 maka :
p
hp
php
hp
php
hphp[p]
phph[hh]
hphh[--]
menjadi:
p
hp
php
hp
php
hphp[[p]h] {loket U}
phph[h-] {loket L}
hphh[--] {loket I}
jumlah yang ingin di tabung = hphh = KO digit = 4000
maka loket I memberikan anda surat berisi hphh yang berjumlah ko digit angka yaitu [hphh]
{I}{L}{U}
lalu loket U  menyimpan uang anda dengan cara :
hphp[[p]h]-h=hphp[p] (loket U)
lalu loket U menghubungi loket L untuk mengisi surat bukti [h-] ke loket L dengan cara:
[h[-]]+h=[hh]
selanjutnya loket L ke loket I memberi bukti penyimpanan berupa surat [hh] dengan cara:
phph[hh]-[hh]=phph[--] (loket L)
hphh[--]+[hh]=hphh[hh] (surat bukti [hh] sudah diisi dan tersimpan di loket I)
Selanjutnya loket U meminta loket L untuk mengisi surat bukti tabungan anda yaitu [p] dengan cara:
hphp[p]-[p]=hphp[-] --surat bukti hphp[-] tersimpan di loket U
phph[--]+[p]=phph[[p]-]--surat bukti phph[p]-] tersimpan di loket L.
Setelah loket I terisi kembali dengan surat bukti [hh] maka sekarang uang anda sudah tersimpan aman di loket I dan loket I memberi anda buku tabungan "hphh" yang berisi [hh] yaitu [hh]= Rp.4000.
     Jika suatu saat anda ingin menarik kembali uang anda maka anda harus membawa buku tabungan "hphh" anda untuk di serahkan kembali ke loket I.
Jadi kesimpulannya:
awal melakukan registrasi penarikan uang:
       Serahkan buku tabungan "hphh" ke Loket {I } lalu loket {I} memberikan anda surat penarikan "hphh[--]" untuk anda isi yaitu Rp.[hh] tergantung berapa jumlah uang yang ingin anda tarik. setelah selesai mengisi Rp.[hh] pada surat penarikan hphh maka tugas anda berikutnya yaitu menyerahkan surat [hh] ke loket {L}. Selanjutnya loket {L} akan memberikan surat [p] kepada anda untuk selanjutnya anda serahkan ke loket {U}. Setelah loket U menerima surat [p] dari anda, selanjutnya loket U memberi anda surat bukti [hpp] untuk di serahkan ke loket {L}. Setelah loket {L} menerima surat [hpp] dari anda, selanjutnya loket {L} akan memberi anda surat bukti [phh] sebagai bukti jika uang anda masih ada sebanyak RP.[hh]. selanjutnya jika anda ingin menarik uang anda sebanyak Rp. [hh] dengan surat bukti yang sudah ada di tangan anda berupa surat [phh] maka selanjutnya surat tersebut anda serahkan ke loket {I} loket {I} akan memberi anda surat [ph] untuk selanjutnya anda serahkan ke loket {U}, setelah loket {U} menerima surat [ph] dari tangan anda selanjutnya loket {U}memberi surat [hp] untuk selanjutnya anda serahkan ke loket {I} sebagai bukti penarikan uang milik anda. setelah surat [hp] di terima maka selanjutnya loket {I} menghubungi loket {L} dan loket [L]memberi surat bukti ke loket {I} berupa surat [h] jika uang anda sudah siap anda ambil dan loket {I} memberi loket {L} berupa surat [hp] sebagai bukti jika uang sudah anda ambil di loket {I}.
jadi rumus yang di gunakan adalah:
[phh]-h=[ph-]--bukti 1
hphh+h=hphh[h-] bukti 2
[ph]-h=[p-]--bukti 3
selanjutnya:
hphh[h-]+h=hphh[hh] -- buku tabungan anda berisi [hh]. dan uang sudah berada di tangan anda.
 Dari ilustrasi di atas yang dapat kita ketahui adalah bagaimana sistem serh terima tersebut meninggalkan bukti-bukti atau catatan-catatan sejarah berupa surat-surat berharga dan surat-surat berharga tersebut menjadi benteng pertahanan anda agar uang anda tidak di kelaim oleh nasabah lain.
 keterangan:
{} = loket registrasi atau tempat pendaftaran
p = batu putih
h = batu hitam