Kamis, 16 Maret 2017

RAHASIA SISTEM BANGUNAN PIRAMIDA MESIR KUNO


Sulit sekali menemukan artikel tentang bagaimana struktur bangunan piramid di rancang, pencet sana pencet sini sampai nanya ke mbah google tapi semuanya sia-sia belaka.
Sulit sekali mencari artikel tentang bagaimana mengetahui rahasia membangun sistem bangunan piramida. Klik sana klik sini, pencet sana pencet sini, sampai nanya ke mbah google ternyata hasilnya sia-sia belaka. Sehingga saya menyalurkan kekesalan tersebut dengan mengutak atik bilangan simbol-simbol angka dan menghitung jari-jari tangan saya dan membuat ketukan-ketukan dari jumlah-jumlah bilangan tersebut. Sampai kebiasaan tersebut menjadi sebuah hobi saya. Suatu hari di saat saya sedang tidak ada kerjaan dan tanpa sengaja saya melihat simbol angka 3, dan saya penasaran dengan simbol angka tersebut, lalu saya membuat ketukan-ketukan dengan jumlah isi dari simbolnya yaitu 1+1+1 dengan menderetkan 3 buah benda yang mempunyai tangga nada yang berbeda dan ketukan-ketukan tersebut melahirkan not-not yang bermakna yaitu saya mengetuk mulai dari ketukan 1×3, 2×3 dan 3×3, pada saat saya mengetuk pada ketukan 1×3 lalu pindah ke ketukan 2×3 alat ketuk saya berpindah dari 1×3 ke 1×2 dan pada ketukan 3×3 alat ketuk saya berhenti pada ketukan 1×1. Saya mengetuk dengan urutan oox-oxo-xoo yaitu 1×3 ke kanan selanjutnya 2×1 ke kiri 1+ 1×1 ke kanan dan alat ketuk saya berhenti pada objek urutan ke dua. Dari perpindahan tersebut saya semakin penasaran apa jangan-jangan jumlah perpindahan dari ketukan tersebut sama dengan sistem ketukan 3 buah jarum jam yaitu 60 ketukan jarum detik menghasilkan 1 ketukan jarum menit dan 60 ketukan jarum menit menghasilkan 1 ketukan jarum jam.  Lalu saya mencoba menambah 1 objek lagi yang mempunyai tangga nada yang berbeda dari urutan objek di bawahnya, sekarang jumlah objek adalah 4. Dan saya mencoba mengetuk dengan ketukan 1×4 ke kanan dan alat ketuk saya berhenti pada urutan ke empat dan saya beri tanda (X) selanjutnya 1×3 ke kiri + 1×1 ke kanan dan alat ketuk saya berhenti pada objek urutan kedua dan saya beri tanda berhenti dengan simbol (X), dan selanjutnya saya melanjutkan 1×2 ke kanan + 1×2 ke kiri dan ternyata alat ketuk saya lagi-lagi berhenti pada objek urutan kedua jika di hitung dari sebelah kiri. Dan saya mencoba menambah objek tersebut sampai berjumlah 12 buah objek dan ke 12 objek tersebut mempunyai perpindahan ketukan yang berbeda-berbeda.
Dari hasil tidak ada kerjaannya di atas ternyata saya berhasil menemukan sesuatu yang baru yaitu penemuan berupa rumus tangga-tangga nada dan tanpa di sadari penemuan baru tersebut adalah tangga pertama saya untuk menemukan sesuatu yang lebih baru lagi yaitu bagaimana sebuah jam bekerja.
Tapi kali ini kita hanya akan membahas bagaimana orang mesir kuno bisa membangun sebuah piramida dan melupakan teori jam tersebut.
Sebelum melanjutkan pembahasan ke tahap berikutnya saya menyarankan agar pembaca kembali ke beranda dan membuka blog yang yang berjudul  mengungkap rahasia sistem bilangan angka
Selanjutnya ke blog di atasnya yang berjudul mengungkap rahasia permainan catur.
Setelah anda mengetahui isi dari blog-blog di atas maka anda sudah mempunyai pegangan ke tahap berikutnya yaitu bagaimana rumus membangun sebuah piramida.
Pertama sang raja mesir kuno membangun sistem jual beli dengan membangun sebuah pasar setelah sistem jual beli diadakan sang raja mungkin ingin membangun sebuah peradaban yaitu berbentuk sebuah simbol berupa bangunan megah yang sekarang menjadi saksi bisu peradaban tersebut yakni spinx dan piramid. Kali ini kita hanya akan membahas bagaimana jalannya sebuah sistem kerja dalam pembangunan tersebut tanpa membahas alat apa yang digunakan.
Di masa itu banyak ahli ukir, penulis dan penerjemah simbol-simbol dalam ukiran hiroglif termasuk juga sang arsitek dan ahli matematika yang dipekerjakan dan di beri fasilitas oleh kerajaan.
Pertama kali mungkin si arsitek menderetkan beberapa buah batu untuk siap untuk diukir oleh seniman-seniman yang di sewa oleh kerajaan. Dan deretan-deretan batu tersebut di buatkan petak-petak berbentuk persegi. Dalam petak-petak tersebut terdapat deretan batu dari kolom pertama sampai terakhir mempunyai jumlah batu yang berbeda-beda.
Mulai dari petak pertama berisi 1 buah batu, petak kedua berisi 2 buah batu, petak ketiga berisi 4 buah batu dan petak keempat berisi 8 buah batu, selanjutnya petak kelima berisi 0. Isi petak-petak tersebut mempunyai jumlah 2 kali dari isi petak sebelumnya. Dan si seniman mulai mengukir 1 batu pada petak ketiga yang berisi 4 buah batu. Dan batu ukir yang sudah jadi tersebut di bawa ke pasar kerajaan untuk di jual dan untuk dibeli oleh raja. Sekarang jumlah batu pada petak ketiga adalah 4-1=3 buah batu, dan untuk menutupi kekurangan 1 buah batu pada petak ketiga tersebut, si pekerja mengurangi 1 buah batu yang ada pada petak keempat yaitu 8-1=7 dan menambah 1 batu ke petak ketiga sehingga 1+3=4, dan jumlah isi petak ketiga bertambah kembali menjadi 4 buah batu siap ukir. Disaat batu telah diukir tersebut sampai dipasar dan dibeli oleh pejabat-pejabat kerajaan dan di tukar dengan harga 6 buah batu siap ukir. Sekarang 1 batu sudah diukir berubah menjadi 6 buah batu siap ukir untuk di bawa kembali ke petak. Lalu si arsitek memusukkan batu-batu tersebut ke petak 4 sehingga isi petak tersebut berubah menjadi 8-1= 7+4=13, maka sekarang petak keempat berisi 13 buah batu siap ukir, dan selanjutnya si arsitek mengurangi 5 buah batu pada petak keempat untuk diisi ke petak lima sehingga petak keempat berubah kembali menjadi 13-5=8 buah batu dan petak kelima berubah menjadi 0+5=1×5=5 buah batu siap ukir.
123456789
246802468
369258147
482604826
505050505
628406284
741854963
864208642
987654321
KODE RAHASIA (YURI BILANGAN)
Kode angka yang satu ini bersifat rahasia, ia bisa kemana saja dengan menyamar menjadi bilangan-bilangan lain, dan sulit sekali melacak keberadaannya. Tugas bilangan ini adalah sebagai alat tukar isi simbol bilangan ke bilangan yang lainnya. Cara angka ini menyamar mirip seorang yuri di sebuah area peperangan. Bilangan yuri dapat di ketahui dengan menggunakan rumus penjumlahan dan pengurangan, misalnya:
Proses bilangan yuri 0 akan menyamar menjadi bilangan 1 dan ia bertugas menukarkan uang dengan barang maka angka ini menyamar menggunakan :
×0
÷0÷0=1
-1-0=1
+1+0=1
Dan bisa menyamar menjadi ((-)+(+)) yaitu (1+1)=2
Keterangan di atas menunjukkan
1+2+3
3-1=2
3+1=4+2=6
1+2+3+4
4÷1-1=3
4+1=5+3=8+4-2=10
12345
5-1=4
5+1=6+4+5=6-5=1+11=12+4-1=15
Dan rumus Yuri inilah yang digunakan si arsitek membangun piramidnya.
Pertama si arsitek mengumpulkan simbol-simbol yuri yaitu simbol yang mengandung nilai tukar misalnya 1 simbol patung di tukar dengan 2 buah batu. Jika simbol-simbol tersebut kita jelaskan dengan bilangan angka maka susunan simbol-simbol tersebut seperti di bawah ini:

123 456 789
246 802 468
369 258 147

482 604 826
505 050 505
628 406 284

741 852 963
864 208 642
987 654 321

Jika kita bandingkan susunan sistem angka-angka di atas dengan susunan simbol-simbol yang digunakan si arsitek maka kita akan menemukan kesamaan yaitu isi simbol berdasarkan nilai tukarnya, dan sekarang kita sudah mulai memasuki titik terang bagaimana si arsitek membagi batu-batunya ke petak-petak pembangunan yang sudah disediakan sebelumnya. Kita hanya menggunakan urutan angka hanya 8 digit angka dan simbol hiroglif menggunakan 11 digit ke kanan (lihat susunan simbol hiroglif di bawah).
Jika kita definisikan 5 adalah kolom raja pada catur dan di dalam sistem perkalian, 5 adalah sebuah master angka, dan pada susunan simbol hiroglif di bawah master ini bersimbolkan mahkota raja, dan bagaimana si master membagi batu-batunya ke petak-petak bawahannya?, lihat "rahasia permainan catur", bagaimana panglima kuda mengutus bawahannya untuk meminta biaya tebusan ke raja dan sang raja mengutus menterinya menebus jumlah tawanannya dengan menukar jumlah tawanan dengan jumlah nilai uang. Jika menghitung menggunakan jumlah petak papan catur maka kita akan menemukan jumlah kolom 8×8=64 kolom. Dan si arsitek membagi 64 buah kolom tersebut menjadi (1×9)×(6) buah petak yaitu papan catur di bagi menjadi 6 buah petak dan 1 buah petak berisi 9 buah kolom yaitu:
123
456
789
Susunan di atas menunjukkan 1 petak berisi 9 buah kolom dan masing-masing kolom mempunyai isi berbeda-beda antara kolom satu dengan kolom yang lainnya.
perhatikan gambar simbol di bawah:
 Susunan dari simbol-simbol di atas menunjukkan bagaimana si arsitek menghitung jumlah batu yang di butuhkan untuk membangun dasar pertama dari piramid yang ingin dibangun.
Jika kita jelaskan dengan bilangan angka maka si arsitek menggunakan skema pembagian dari penjumlahan isi-isi petak di atas atau jejak-jejak berharga yang di tingggalkan berupa petak-petak yang disusun seperti sudah kita baca sebelumnya yaitu jual beli ukiran batu.
Jika dalam bentuk simbol angka:
 1   2   3    4    [5]   6 7  8   9 --  perkalian 1
 2   4   6    8    [0]   2 4  6   8 --  perkalian 2
 3   6   9    2    [5]   8 1  4   7 --  perkalian 3
 4   8   2    6    [0]   4 8  2   6 --  perkalian 4
[5] [0]  [5] [0]  [5] [0] [5] [0][5]--  perkalian 5
 6   2   8    4  [0]    6   2  8   4 --  perkalian 6
 7   4   1    8  [5]    2   9  6   3 --  perkalian 7
 8   6   4    2  [0]    8   6  4   2 --  perkalian 8
 9   8   7    6  [5]    4   3  2   1 --  perkalian 9
Bandingkan susunan angka di atas dengan deretan simbol hiroglif di atasnya.
master simbol hiroglif ada pada simbol yang menggunakan mahkota raja sedangkan master angka ada pada angka [5] atau sistem perkalian 5.
Baca :
RAHASIA PERMAINAN CATUR
"bagaimana bidak kuda (3) menghubungi bidak raja(5) untuk mengutus menterinya(6) menebus jumlah tawanan (1)"
Jika anda sudah memahami sistem rantai kepemimpinan bidak-bidak catur di atas, maka tugas anda selanjutnya adalah memahami bagaimana sistem perkalian 3 ke perkalian 5, dan perkalian 5 (master angka) tersebut ke sistem perkalian 6 untuk mengolah angka 1 nya yaitu 1x1 ke bilangan angka yang lain. Dan selanjutnya tugas anda mencari titik terang isi simbol hiriglif tersebut dengan mencari persamaan nilainya dengan perkalian-perkalian angka di bawahnya.
Rantai kepemimpinan bidak-bidak catur:
Pion=*1
Pangeran=1+[1]
Benteng=(1+[1])
Kuda=1+(1+[1])
panglima kuda=3
Gajah (white colom)=1+(1+(1+[1]))
panglima gajah=4
Raja=1+(1+(1+(1+[1])))
King=5
Menteri=1+(1+(1+(1+(1+[1]))))
Qwin=6
Save
pangeran=1+[1-*1]
=1+[0]
Benteng+Kuda
(1+[1])+1+(1+([1])=King
King+pangeran
(1+[1])+1+(1+([1])+1+[0])=Qwin
Buy pangeran
(1+[1])+1+(1+([1])+(1-1)+[0])=King
Sell pangeran
(1+[1])+1+(1+([1])+(^0)+[0+(*1)])=Qwin
*Play chaturanga*
B+Q
((1+[1])+1+(1+([1])+(^1+[1])+[1+(*1)])=Gajah (black colom)
=7
Catur adalah jual beli surat tanda serah terima hutang piutang, surat naik turun pangkat.

Sebelum kita melanjutkan pembahasan ke tahap  selanjutnya saya sarankan anda membaca:
Jika kita jelaskan dengan bilangan angka maka si arsitek pertama membuat KOKOI buah kolom angka yang masing-masing kolom berisi simbol:
I L U KO KOI KOL KOU KOKO KOKOI   di sini kita hanya menggunakan 9 buah simbol angka.
dan susunan 9 buah kolom tersebut yaitu
[i]-----[l]-----[u]
[l]----[ko]----[kol]
[u]---[kol]---[kokoi]

(i+[i])-----(l+[l])-----(u+[u])
(l+[l])----(ko+[ko])----(kol+[kol])
(u+[u])---(kol+[kol])---(kokoi+[kokoi])

[i+(i+[i])]-----[l+(l+[l])]-----[u+(u+[u])]
[l+(l+[l])]----[ko+(ko+[ko])]----[kol+(kol+[kol])]
[u+(u+[u])]---[kol+(kol+[kol])]---[kokoi+(kokoi+[kokoi])]

Dan dari susunan tiga kolom penting di atas tersebut menyimpan sebuah simbol angka berharga yang kita namakan angka yuri atau angka yang bisa menyamar ke kolom-kolom lain yang di gunakan si arsitek untuk membagi batu-batu piramid sehingga dapat tersusun sedemikian rupa.
Bagaimana seorang agen rahasia menemukan jejak-jejak seorang cracker (yuri dunia maya).
Bagaimana mengetahui jumlah batu pada ujung piramida tanpa si arsitek harus naik ke atasnya?.
Ada 3 buah dasar orang mesir membangun piramidnya yaitu
1. Bangunan pertama terdiri dari 3 susunan batu, tiap-tiap susunan mempunyai jumlah batu yang berbeda-beda. Pada susunan dasar pertama ia menggunakan 9 buah batu dengan menggunakan sistem penjumlahan dan cara menghitungnya adalah (1×3)+(2×3)+(3×3)=18-9=9 buah batu.
Awal mula pembangunan ia membuat petak-petak bangunan.
Petak pertama diisi dengan 9 buah batu.
Pada saat si arsitek meletakkan 3 buah batu pertama ia mencatat jumlah tersebut ke dalam surat bukti sehingga surat bukti pertama berisi keterangan 3 buah batu. Tahap selanjutnya si arsitek meletakkan 3 buah batu lagi dan mencatatnya ke dalam surat bukti jika batu yang telah di letakkan berjumlah 6 buah batu, maka sekarang jumlah batu adalah 6. Selanjutnya si arsitek meletakkan 3 buah batu lagi dan mencatatnya ke surat bukti jika batu yang sudah ia letakkan berjumlah 9, jadi jumlah batu dalam surat bukti yang terakhir adalah 9 buah batu.
Jika kita menghitung jumlah batu pada petak dengan jumlah batu di dalam surat bukti maka kita akan bertanya mengapa jumlah nya berbeda-beda yaitu jika dijumlahkan maka di petak bangunan jumlah batu adalah 3×3 atau 3+3+3, sedangkan di dalam catatan jumlah batu adalah 3+6+9=18 buah batu.
Lalu si arsitek menyusun batu pada susunan kedua dengan cara jumlah batu pada petak bangunan dikurangi jumlah batu pada surat bukti pertama yaitu 9-3=6 buah batu. Selanjutnya si arsitek menyusun batu pada susunan ketiga dengan cara jumlah batu petak bagunan dikurangi jumlah batu pada surat bukti kedua yaitu 9-6=3 buah batu. Jadi sekarang dasar pertama piramid terdiri dari 3, 6 dan 9 buah susunan batu dari atas ke bawah.
2. Setelah dasar pertama piramid sudah jadi yaitu 3 buah susunan dengan urutan dari atas ke bawah 3, 6, dan 9 buah batu maka untuk mengisi oetak berikutnya si arsitek menggunakan rumus jumlah batu dasar pertama di tambah jumlah batu ujung piramid yaitu 9+3=12.

Jadi sekarang jumlah dasar bangunan kedua yaitu 12 buah batu. Sebelumnya si arsitek dalam membuat petak bangunan denfan cara masing-petak bangunan mempunyai 3 kolom tempat meletakkan batu yaitu urutan ke1, 2 dan 3, ketiga kolom batu tersebut mempunyai jumlah isi yang sama yaitu 1×3 buah batu. Rumus kedua yang digunakan pada dasar bangunan kedua sehingga menghasilkan 12 buah batu adalah kolom batu urutan ke 1 dasar bagunan pertama ditambah jumlah batu pada surat bukti pertama yaitu 1+3=4. Setelah menghasilkan 4 maka si arsitek sudah mengetahui jumlah batu yang harus diisi pada kolom-kolom batu pada petak bangunan kedua yaitu masing-masing mempunyai kapasitas 1×4 buah batu. Setelah mengetahui kapasitas batu yang di tampung masing-masing kolom pada petak banguna kedua maka si arsitek kembali menggunakan rumus bangunan pertama yaitu setiap kali meletakkan 4 buah batu si arsitek mencatatnya ke dalam surat bukti pertama kedua dan ketiga, sehingga masing-masing surat berisi jumlah 4, 8, dan 12 buah batu. Jika di bandingkan lagi jumlah batu pada petak adalah 4×3= 12 buah batu maka jumlah batu pada surat bukti adalah 4+8+12=24 buah batu sehingga si aesitek menggunakan rumus jumlah batu pada surat bukti - jumlah batu pada petak yaitu 24-12=12 buah batu. Selanjutnya bagaimana si arsitek mengetahui jumlah batu yang harus disediakan untuk membuat ujung piramid pada bangunan dasar kedua?. Si arsitek mungkin menggunakan rumus jumlah batu pada dasar pertama bangunan dasar ke dua di bagi jumlah batu pada ujung pertama bangunan dasar pertama yaitu 12÷3=4 buah batu. Jadi jumlah batu yang harus di siapkan si arsitek untuk membuat ujung bangunan dasar kedua adalah 4 buah batu, selanjutnya bagaimana mengetahui jumlah batu yang harus di siapkan untuk membuat susunan kedua piramid banguna dasar kedua.?. Mungkin si arsitek menggunakan rumus jumlah batu dasar bangunan dasar kedua dikurangi ujung bangunan dasar kedua yaitu 12-4=8 , jadi sekarang si arsitek akan membangun piramid dasar kedua dengan jumlah 3 susunan masing-masing susunan mempunyai batu dari atas ke bawah 4, 8, dan 12 buah batu.
3.  Teori piraun membangun piramid
a. 1+2=...???
b. 1+2+3=....???
c. 1+2+3+4=....???
d. 1+2+3+4+5=....????
Rumus Orang mesir membangun piramid.
a. 2÷1-1=1
2+1=3+1-(*1)=[@3]
b. 3÷1-1=2
3+1=4+2-('0)=[#6]
c. 4÷1-1=3
4+1=5+3-(*1)+@3=10
d. 5÷1-1=4
5+1=6+4-(*1+'0)=[9]+#6=15
dan seterusnya.
Angka rahasia piramid yaitu
[@3][#6][9]= perkalian 3 dst




Tidak ada komentar: